Oleh : Fitrisia Yessi


Setelah dimarahi oleh ibunya Nata pun bergegas mengerjakan pekerjaan rumah. 

We' Nata: "Nyuci pingatn ge' baparang kao ta ?." 

Nata: "Nyuci pingatnlah masa baparang nga'."

We' Nata: "Ngahe maan nang koa pingatn dah bunyi di nabakatn."

Nata: "Inak bah." (Sambil mengolok "nyenyenye" dengan suara kecil)


Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Nata lanjut memainkan hp nya diteras depan rumah.

Nata: "Aku maba' a' ayungannya nongkrong ka' tampat sinyal dah" (berbicara dalam hati).

Nata mengirim pesan di WAG kepada teman-temannya.

Nata: "gaess, njeh diri' ngago' sinyal ka' jembatan." (Isi pesan Nata di WAG)

Pitong & Amutn: "Gassss."


Baca episode sebelumnya: Dara-Dara Ka' Kampokng (Naskah Drama Episode 1)


Mereka bertiga pun pergi ke jembatan untuk mencari sinyal. Sedangkan Dara sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya.

Dara: "Susah ugak rupanya tugas nian, padahal tadi pas ka' sakolah rasanya mudah. Muka' a' Google dah nele' contoh soal man pembahasannya" (berbicara dalam hati)

Dara: "Oh lenian rupanya, yes akhirnya tugasku selesai. Dah jam 20.30 wib tidur a' dah." 

Setelah menyelesaikan tugas sekolahnya Dara pun tidur. Keesokan harinya Nata menghampiri Pitong dan Amputn di rumah Amutn.

Nata: "gaes gaes tele' ga' cowok Nang ku minta' nomor WA nya arikoa chat aku. Ade'ah lemae Nang aku malas a', ku lama-lamaan na' Jak malasnya nian biar ia madah aku koa sibuk bah."


Pitong: "Gajah ba uga' a kamuda' nian, hahaha"

Amutn: "O Nanak, hahaha."

Amutn: "Ges Ges tele' ga' naun Dara batarinak ampusa' ka' Uma leanya."

Pitong & Nata: "Mae deh, Mae deh?." (Mengintip dari pintu)

Nata: "iii batol na' level Dara nau, masa lalu ka' uma, ke' aku dah bai' hanya nae kulitku itapm, kuku ku kotor Kana locak."


Pitong: "Aok kan, na' hanya supe' ia naun, ahe agi' ke' misalnya pas ka' maraga batamu man cowok, ade'ah supe' a' sidi."

Amutn: "Koalah aku sih bai' bah ka' uma a' Lea ia naun."

Nata: "Iiis dah,cilaka Dara."

Pitong: "Hahaha, dah da' dibalas chat cowok koa tadi."

Nata: "Eh auk uah, lalu lupa aku."

Amutn: "Njeh minjawat ig diri'k tiga untuk di posting bah."


Pitong: "Njehlah, tapi make pilter boh biar makin glowing diri' tiga."

Nata: "Ada ba liptint kao tong?"

Pitong: "Aku naapnya dolo' boh."

Pitong pun mengambil liptint dikamarnya. 

Amutn: "aaaaaa (teriak),tele ba ahe ka' jandela nau?" (Ketakutan sambil menunjuk ke arah jendela)

Bersambung...



Hai, sahabat Komunitas Orang Muda Toho (KoRaMuTo). Kami masyarakat di Toho menggunakan bahasa daerah Dayak Ba Ahe. 


Nah, untuk teman-teman yang penasaran yuk kita belajar kosakata bahasa Dayak Ba Ahe bersama-sama. 


Oleh: Fitrisia Yessi 


1. Kapala atau kepala


Misalnya : ada dautn ka' kapalanyu (ada daun di kepalamu) 


2. Tage' atau leher 


Misalnya : panyakng sidi tage' nyu (panjang sekali lehermu) 


Baca juga: Saksikan Podcast - Mengenal Dian Tama


3.  Karongkongan atau tenggorokan


Misalnya : leanya karongkonganku palaru nyocok manyak ai'k (sepertinya tenggorokanku perlu minum banyak air)


4. Pingakng atau pinggang 


Misalnya : ade'ah, sakit pingakngku (aduh, pinggangku terasa sakit) 


5. Lonekng atau paha


Misalnya : lonekngku merah di rangit ngigit (pahaku merah digigit oleh nyamuk)


6. Paha atau kaki


Kalo lonekng adalah paha. Nah, sekarang paha itu jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah kaki.


Misalnya : pahaku kotor (kakiku kotor) 


Baca juga: Cerita Festival Panen Raya Toho


7. Kokot atau tangan 


Misalnya : kokotku bangkak (tanganku bengkak) 


8. Tarenyekng atau telinga


Misalnya : sakit tarenyekng ku nangar suaranyu koa (telingaku sakit mendengar suaramu itu)


9. Beber atau bibir

 

Misalnya : beberku rasa karikng (bibirku terasa kering) 


10. Bu'uk atau rambut


Misalnya : panyakng sidi bu'uk nyu (panjang sekali rambutmu) 


Gimana teman-teman? Udah ada yang hafal belum, cukup 10 kata dulu ya, nanti kita lanjut lagi. (*)


Apa itu Yayasan Dian Tama? Lembaga ini memiliki karya di Desa Toho. Termasuk mengajari masyarakat mengenai cara membuat arang briket. Terutama pendampingan bagi para kelompok tani.  


Saksikan podcast 2 Komunitas Orang Muda Toho (KoRaMuTo) bersama Om Pipin, Direktur Yayasan Dian Tama, di channel YouTube Koramuto. Ini link-nya, klik disini. 


Tonton juga: Podcast 1 Koramuto - Cara Asyik Bikin Komunitas



KoRaMuTo berupaya meningkatkan keterampilan kaum muda di desa-desa seputaran Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Mengenai cara membuat konten, cara menulis, cara berorganisasi, dan berbagai cara kreativitas lainnya. 


Dukung kami dengan subscribe channel ini. Temui kami di: 


Blog Facebook Instagram Tiktok 


Terima kasih :)

Tanaman Jalatakng. Foto: Selo/Wandi

Teman-teman Pecinta Hutan atau teman- teman KPA mungkin pernah melihat atau menjumpai tanaman jenis jalatakng ini di hutan. Khususnya di hutan Kalimantan Barat, tepatnya di Toho. Tanaman ini mungkin sering ditemui bahkan ada yang pernah merasakan rasa gatal ketika menyentuh tanaman Jalatakng ini.


Laporan Alpinus Selo & Wandi


Tanaman ini memiliki keunikan dan berbeda dengan tanaman - tanaman yang lainnya. Yang membuat tanaman ini berbeda dengan tanaman - tanaman yang lainnya adalah tanaman ini dapat membuat gatal jika bersentuhan langsung dengan kulit.


Yang membuat kulit gatal jika bersentuhan dengan tanaman ini. Karena tanaman ini memiliki bulu - bulu kecil. Yang ketika bulu ini bersentuhan dengan kulit akan dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit. 


Baca juga: Kampungku Bernama Benuang


Jalatakng ini sendiri berasal dari bahasa Dayak yaitu Dayak ba Ahe. Karna belum di ketahui nama tanaman ini secara nasional. Masyarakat setempat sendiri menyebut tanaman ini sebagai tanaman Jalatakng.


Ada beberapa jenis tanaman ini. Ada jenis Jalatakng Ari dan ada juga jenis Jalatakng Bulatn. Pada dasarnya kedua jenis ini dapat menyebabkan gatal jika bersentuhan langsung dengan kulit.


Namun, kedua jenis tanaman ini memiliki perbedaan dari segi gatal yang di rasakan saat mengenai kulit dan memiliki bentuk berbeda dari keduanya seperti daun, batang dan tempatnya tumbuh. 


Jalatakng Ari ini memiliki perbedaan dari segi gatal yg di rasakan saat mengenai kulit. saat terkena Jalatakng Ari, rasa gatal yang di rasakan tidak terlalu lama, tiga atau empat jam rasa gatal ini bisa hilang dengan sendirinya.


Ada pun ciri - ciri dari Jalatakng Ari adalah daunnya kecil dan tanaman ini tumbuhnya merambat, karena seperti akar, dan Mudah di jumpai di daerah dataran rendah. 


Baca juga: Pertama Kali Muncak di Pejamet


Berbeda dengan tanaman Jalatakng Bulatn. Jalatakng Bulatn ini jika mengenai kulit rasa gatal yg di rasakan bisa lama, bahkan sampai dua atau tiga hari masih terasa jika terkena goresan bekas terkena Jalatakng Bulatn ini. 


Ada pun ciri - ciri dari Jalatakng Bulatn adalah memiliki daun lebar, tanaman ini memiliki batang dan dapat tumbuh melebihi ketinggian tubuh manusia. Tanaman jenis Jalatakng Bulatn ini dapat di jumpai di Udas atau hutan lebat.


Banyak tanaman yg dapat kita jumpai di hutan, tetapi mungkin kita tidak tau apa fungsi dan apa efek yg akan di timbulkan ketika kita mengambil, memetik atau pun bersentuhan  langsung dengan tanaman - tanaman yg ada di  hutan.


So...ada baiknya kita kenali dulu ya... (*)

Mengenali tanaman hutan di Toho. Foto: Selo/Wandi


 
Oleh:Egi Saputra 

Sungai Pak Laheng terletak di Desa Pak Laheng di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah. Orang-orang sering berkunjung ke sungai itu. 

Ada yang memancing ikan, ada juga yang mandi di sana. Suatu sore, saya dan teman-teman saya ingin juga ke sana. 

Jarak antara rumah saya dengan Sungai Pak Laheng sangat dekat. Letaknya di depan rumah kami. Kira-kira hanya 20 langkah. 

Kami mengunjungi Balai Benih Ikan (BBI) yang ada di pinggir Sungai Pak Laheng. Saat tiba di sana, terdengar gemuruh air yang mengalir di bebatuan sungai itu. 

Lalu kami berjalan di sepanjang sungai untuk mencari spot foto. Kami senang melakukan swa-foto ramai-ramai. Dan kami pun menemukan spot fotonya dan berfoto bersama-sama.
 
Setelah berpoto kami pun bersantai-santai terlebih dahulu untuk menikmati udara segar Sungai Pak Laheng. Ketika hari mulai malam, kami bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing. (*) 


Suasana yang masih hening, asap kenalpot yang tak terlalu pekat, dengan orang-orang yang ramah. Hamparan lahan pertanian dapat dilihat disetiap sudutnya dihiasi dedaunan hijau yang melambai. Terbagi menjadi tiga bagian yaitu Daya, Hilir, dan Sungetuba.

Itulah kampungku. Namanya Benuang. Letaknya di Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah. 

Di bagian daya terdapat dua riam yang bernama Riam Jungsen dan Riam Pingatn'. Jarak antara Riam Jungsen dan Riam Pingatn' tersebut tidak terlalu berjauhan. Tetapi yang lebih sering dikunjungi yaitu Riam Jungsen. Karena jarak dari jalan raya menuju Riam Jungsen tidak terlalu jauh. 

Dan kondisi jalannya pun lebih bagus dan mudah ditempuh. Terdapat pohon-pohon yang rindang dengan diiringi kicauan burung. Sepanjang jalan menuju Riam kami disuguhkan dengan beragam macam sayuran kampung paku' (pakis hutan), daungk' mangala (daun ubi), rabukng (rebung).

Sesampainya di riam, semua lelah serasa terbayar. Karena dengan udara yang sejuk dan permandangan yang begitu menakjubkan dan menenangkan hati. Dengan diiringi gemuruh air terjun seolah berirama.

Tidak kalah menariknya bagian Hilir pun terdapat permandangan yang indah, karena sepanjang jalan terdapat hamparan sawah yang ditumbuhi  padi-padi yang segar melambai-lambai tertiup angin. 

Di sana terdapat tempat yang bernama Putlong. Tepat nya di hutan Pak Lato'. Putlong ini sejenis kolam pada jaman dahulu yang sangat dalam, dalamnya diibaratkan dengan satu poho durian yang sudah hidup bertahun-tahun.

Sedangkan di bagian Sungetuba ada gunung tinggi yang indah dengan pohon-pohon yang tinggi. Sayangnya sekarang sudah tidak terlalu bagus lagi karena terkena longsor tahun lalu.Yang menyebabkan pohon-pohon banyak bertumbangan sehingga banyak gunung yang gundul.

Yok berkunjung ke kampung ku...

Oleh: Andriani Mufata, Monika Seselia

Oleh: Frezzy Erlangga


Saya mengikuti ujian renang saat kegiatan pramuka. Ujian ini berlangsung dalam minggu kedua bulan Januari 2022. 

Saya bersama teman-teman melakukan ujian untuk pengambilan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) berenang. Lokasi pelaksanaannya di Gua Maria Anjungan. 

Tiba di sana, segera terdengar suara ceburan orang terjun ke kolam renang. Dan canda tawa orang-orang yang sedang berenang. 

Di tempat itu terdapat tiga kolam renang yang di sediakan untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Setelah melakukan kegiatan uji TKK berenang kami pun langsung berkunjung ke bagian atas. Bagian itu merupakan kawasan Rumah Retret Yohanes Paulus II.  

Kami ke sana untuk melakukan foto bersama. Di kawasan rumah retret tersebut banyak tempat spot foto yang estetic. 

Sehingga sangat bagus untuk berfoto. Juga bisa sekaligus menikmati sunset saat hari menjelang sore.

Dan setelah berfoto kami bersantai sejenak sambil memandangi pemandangan. Ketika waktu menunjukkan hampir jam lima sore, kami pun segera pulang bersama sama.